Minggu, 03 Februari 2013

beasiswa DataPrint 2013

BEASISWA DATAPRINT 2013

DataPrint kembali mengadakan program beasiswa buat kalian kalian yg berada di bangku sekolah maupun kuliah. Beasiswa tahun 2013 DataPrint ini merupakan beasiswa tahun ketiga dari program beasiswa yg dikeluarkan nya sejak tahun 2011. Kesempatan untuk mendapatkan nya pun mudah. Syarat yg diterapkan, kalian membeli produk DataPrint dan temukan kupon didalam nya. Setelah itu, kalian harus membuat Essay minimal 100 kata dan maksimal 500 kata. Selain itu, kalian juga harus aktif dalam sebuah organisasi, baik di dalam sekolah/kampus maupun diluar sekolah/kampus. Serta memiliki prestasi yg dibanggakan.

Jika kalian merasa memenuhi persyaratan tersebut, kalian bisa mendaftarkan diri via online. Untuk info lebih jelas nya bisa lihat di web DataPrint . Semoga info ini bermanfaat dan sukses buat kita semua! Amiin ^^

macam-macam sholat sunnah beserta manfaat nya



MACAM-MACAM SHOLAT SUNNAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1. Shalat Hari Raya
Sholat Hari Raya; dilaksanakan pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha sebanyak dua rakaat, dilakukan sebelum khutbah. Dilakukan 2 raka’at. Pada rakaat pertama melakukan tujuh kali takbir (di luar Takbiratul Ihram) sebelum membaca Al-Fatihah, dan pada raka’at kedua melakukan lima kali takbir sebelum membaca Al-Fatihah.
Ibnu Abbas Ra. berkata: “Aku shalat Idul Fithri bersama Rasulullah SAW dan Abu bakar dan Umar, beliau semua melakukan shalat tersebut sebelum khutbah” (HR Imam Bukhari dan Muslim)

2. Sholat Tarawih
Sholat Tarawih yaitu sholat malam pada bulan Ramadhan, dilaksanakan delapan rakaat atau dua puluh rakaat ditambah witir tiga rakaat.
Dari ‘Aisyah Rda., bahwasannya Nabi Muhammad SAW shalat di masjid pada suatu malam. Maka orang-orang kemudian mengikuti shalat beliau. Nabi shalat (lagi di masjid) pada hari berikutnya, jamaah yang mengikuti beliau bertambah banyak. Pada malam ketiga dan keempat, mereka berkumpul (menunggu Rasulullah), namun Rasulullah SAW tidak keluar ke masjid. Pada paginya Nabi SAW bersabda: “Aku mengetahui apa yang kalian kerjakan tadi malam, namun aku tidak keluar karena sesungguhnya aku khawatir bahwa hal (shalat) itu akan difardlukan kepada kalian.” ‘Aisyah Rda. berkata: “Semua itu terjadi dalam bulan Ramadhan” (HR Imam Muslim)

3. Sholat Witir
Sholat Witir sholat sunah yang bilangan rakaatnya ganjil, minimal satu rakaat dan maksimal sebelas rakaat, biasanya dilaksanakan setelah sholat tahajjud atau tarawih. Adapun shalat witir di luar Ramadhan, maka tidak disunnahkan berjamaah, karena Rasulullah SAW tidak pernah melakukannya.

4. Sholat Istiqa’
Sholat Istiqa adalah sholat untuk memohon hujan pada saat kemarau panjang, dilaksanakan sebanyak dua rakaat.
Dari Ibnu Abbas Ra., bahwasannya Nabi SAW shalat istisqo’ dua raka’at, seperti shalat ‘Id. (HR Imam Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)

5. Sholat Gerhana
Sholat gerhana dilakukan saat terjadi gerhana matahari atau bulan sebanyak dua rakaat, bisa dilakukan sendirian namun sebaiknya berjamaah.
Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda (kebesaran) Allah SWT. Tidak terjadi gerhana karena kematian seseorang, tidak juga karena kehidupan (kelahiran) seseorang. Apabila kalian mengalaminya (gerhana), maka shalatlah dan berdoalah, sehingga (gerhana itu) berakhir” (HR Imam Bukhari dan Muslim).
Dari Abdullah ibnu Amr, bahwasannya Nabi SAW memerintahkan seseorang untuk memanggil dengan panggilan “ashsholaatu jaami’ah” (shalat didirikan dengan berjamaah). (HR Imam Bukhari dan Muslim)

6. Shalat Tahajjud (Qiyamullail)
Sholat Tahajjud biasa disebut sholat malam (qiyamul lail) sesudah sholat Isya tanpa batasan rakaat dan sangat disarankan untuk menambah taqwa dan cinta kepada Allah SWT.
Al-Qur’an surah Al-Israa’ ayat 79, As-Sajdah ayat 16 – 17, dan Al-Furqaan ayat 64. Dilakukan dua raka’at-dua raka’at dengan jumlah raka’at tidak dibatasi. Dari Ibnu Umar Ra. bahwa Nabi SAW bersabda: “Shalat malam itu dua (raka’at)-dua (raka’at), apabila kamu mengira bahwa waktu Shubuh sudah menjelang, maka witirlah dengan satu raka’at” (HR Imam Bukhari dan Muslim)

7. Sholat Dhuha
Sholat Dhuha sholat sunnah yang dilakukan pagi hari mulai pukul 7 sampai jelang tengah hari, dilakukan sedikitnya dua rakaat dan sangat dianjurkan.
Dari Abu Hurairah Ra., bahwasannya Nabi pernah Shalat Dhuha dengan dua raka’at (HR Imam Bukhari dan Muslim).
Dari Ummu Hani, bahwasannya Nabi SAW masuk rumahnya (Ummu Hani) pada hari Fathu Makkah (dikuasainya Mekkah oleh Muslimin), beliau shalat 12 raka’at, maka kata Ummu Hani: “Aku tidak pernah melihat shalat yang lebih ringan daripada shalat (12 raka’at) itu, namun Nabi tetap menyempurnakan ruku’ dan sujud beliau” (HR Imam Bukhari dan Muslim)

8. Sholat Istikharah
Sholat Istikharah dilakukan saat seeorang mempunyai persoalan atau kesulitan untuk memohon petunjuk dari Allah SWT, dilakukan sebanyak dua rakaat.
Dari Jabir bin Abdillah berkata: “Adalah Rasulullah SAW mengajari kami Istikharah dalam segala hal … beliau SAW bersabda: ‘apabila salah seorang dari kalian berhasrat pada sesuatu, maka shalatlah dua rakaat di luar shalat fardhu …dan menyebutkan perlunya’ …” (HR Jama’ah Ahli Hadits kecuali Imam Muslim)

9. Sholat Rawatib
Sholat sunah yang mengiringi sholat lima waktu, biasa dilakukan sebelum (qobliyah) dan sesudah (ba’diyah) sholat fardhu sebanyak dua atau empat rakaat. 2 raka’at sebelum shubuh, 4 raka’at sebelum Dzuhur (atau Jum’at), 4 raka’at sesudah Dzuhur(atau Jum’at), 4 raka’at sebelum Ashar, 2 raka’at sebelum Maghrib, 2 raka’at sesudah Maghrib, 2 raka’at sebelum Isya’ dan 2 raka’at sesudah Isya’.
Dari 22 raka’at rawatib tersebut, terdapat 10 raka’at yang sunnah muakkad (karena tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW), berdasarkan hadits: “Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW senantiasa menjaga (melakukan) 10 rakaat (rawatib), yaitu: 2 raka’at sebelum Dzuhur dan 2 raka’at sesudahnya, 2 raka’at sesudah Maghrib di rumah beliau, 2 raka’at sesudah Isya’ di rumah beliau, dan 2 raka’at sebelum Shubuh …" (HR Imam Bukhari dan Muslim)

10. Sholat Taubah
Sholat Taubat dikerjakan sebanyak dua rakaat untuk memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan yang telah dilakukan.
Nabi SAW bersabda: “Tidaklah seorang hamba yang berdosa, kemudian ia bangun berwudhu kemudian shalat dua raka’at dan memohon ampunan kepada Allah, kecuali ia akan diampuni” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan lain-lain)

11. Sholat Hajat
Sholat Hajat dikerjakan pada siang atau malam hari sebanyak dua rakaat, bertujuan agar semua keinginan dan harapan kita dikabulkan serta dimudahkan oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mempunyai hajat kepada Allah atau kepada seseorang, maka wudhulah dan baguskan wudhu tersebut, kemudian shalatlah dua raka’at, setelah itu pujilah Allah, bacalah shalawat, atas Nabi SAW, dan berdoa …” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

12. Sholat Tasbih
Yaitu shalat empat raka’at di mana di setiap raka’atnya setelah membaca Al-Fatihah dan Surah, orang yang shalat membaca: Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallaahu akbar sebanyak 15 kali, dan setiap ruku’, i’tidal, dua sujud, duduk di antara dua sujud, duduk istirahah (sebelum berdiri dari raka’at pertama), dan duduk tasyahud (sebelum membaca bacaan tasyahud) membaca sebanyak 10 kali (Total 75 kali setiap raka’at). (HR Abu Dawud dan Ibnu Huzaimah)

13. Sholat Mutlak
Sholat Muthlak; tidak ditentukan waktu sholatnya dan jumlah rakaatnya, namun dilarang dilakukan sesudah sholat subuh sampai terbit matahari, sesudah sholat ashar sampai matahari terbenam dan saat siang hari (kecuali hari Jumat).
Nabi SAW berpesan kepada Abu Dzar al-Ghiffari Ra.: “Shalat itu sebaik-baik perbuatan, baik sedikit maupun banyak” (HR Ibnu Majah)

14. Sholat Wudhu
Sholat Wudhu dilakukan sesudah mengambil air wudhu, bisa dilaksanakan dua atau empat rakaat.
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa berwudhu, ia menyempurnakan wudhunya, kemudian shalat dua raka’at, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu” (HR Imam Bukhari dan Muslim)

15 Sholat Tahiyyatul Masjid 
Sholat Tahiyyatul Masjid disunahkan bila seseorang memasuki mesjid dan dilakukan dua rakaat sebelum duduk, sebagai adab bila memasuki masjid.
Dari Ka’ab bin Malik: “Adalah Nabi SAW apabila pulang dari bepergian, beliau menuju masjid dan shalat dulu dua raka’at” (HR Bukhari dan Muslim).

Pengaruh Sholat Sunnah
1. Dapat membentuk pribadi muslim yang sempurna dan akan mendatangkan berkah bila dilaksanakan di rumah
2. Shalat sunah kelak pada hari kiamat akan menjadi amalan tambahan atau cadangan sekiranya shalat wajib lima waktu tidak sempurna pelaksanaannya
3. Membiasakan shalat sunah bisa menjadi penyebab masuk surga bersama Rasulullah SAW
4. Shalat sunah dapat meninggikan derajat dan menghapus kesalahan
5. Shalat sunah akan mendatangkan cinta Allah kepada hamba-Nya. Bila Allah telah mencintainya, maka Allah akan menjadi “bagian” yang tidak terpisahkan dari hamba-Nya itu
6. Shalat sunah adalah wujud syukur seorang hamba kepada Allah. Selain keenam hal tersebut, sangat banyak hal lain yang menjadi keutamaan pelaksanaan shalat. Semuanya merujuk pada kebaikan dan keutamaan

puasa sunnah dan dampaknya


PUASA-PUASA SUNNAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Berikut hadits sohih yg memperkuat puasa sunnah beserta dampak nya bagi yg menjalankan

1. Puasa Bulan Muharam (9, 10, 11 Muharram)
Sebaik-baik puasa setelah puasa ramadhan adalah puasa di bulan muharam, dan sebaik-baik shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. (HR. Muslim, Abu Daud, Tarmizi, dan Nasa’).
Ibnu Abbas RA menyebutkan, Rasulullah SAW melakukan puasa Asyura dan beliau memerintahkan para sahabat untuk berpuasa. Para sahabat berkata, “Ini adalah hari yang dimuliakan orang Yahudi dan Nasrani. Maka Rasulullah saw. bersabda, “Tahun depan insya Allah kita juga akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharam.” Namun, pada tahun berikutnya Rasulullah telah wafat. (HR Muslim, Abu Daud).
Berdasar pada hadis ini, disunahkan bagi umat Islam untuk juga berpuasa pada tanggal sembilan Muharam. Sebagian ulama mengatakan, sebaiknya puasa selama tiga hari: 9, 10, 11 Muharam.

2. Puasa Tiga hari pada tiap-tiap bulan
"Dari Abu Dzar ra., ia berkata : Rasulullah saw menyuruh kami berpuasa tiga hari dalam sebulan ; tanggal 13, 14, dan 15". (Diriwayatkan oleh Nasa’i, Tirmidzi dan disahkan oleh Ibnu Hibban).

3. Puasa Nabi Dawud
Puasa selang-seling (sehari puasa diikuti sehari tidak puasa dst) Rasulullah saw bersabda, “Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari” (HR. Bukhari Muslim).

4. Puasa Senin dan Kamis
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa pada hari Senin maka beliau bersabda, "Itu adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus sebagai Nabi, atau hari diturunkannya al-Qur'an kepadaku"
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Amal-amal itu diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku senang jika amalku ditampakkan pada saat aku sedang berpuasa" (HR at-Tirmidzi)

5. Puasa Bulan-Bulan Haram
Bulan-bulan Haram itu adalah Dzul-Qaedah, Dzul-Hijjah, Muharram dan Rajab “Puasalah pada bulan-bulan haram” (Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad)
Dari Abi Bakrah RA bahwa Nabi SAW bersabda: “Setahun ada dua belas bulan, empat darinya adalah bulan suci. Tiga darinya berturut-turut; Zulqa’dah, Zul-Hijjah, Muharam dan Rajab” (HR. Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad)

6. Puasa Syawal 6 hari
Dari Abi Ayyub Al-Anshari ra. bahwasanya Rasulullah saw  bersabda : “Barangsiapa yang berpuasa Ramadlan, kemudian diikutinya puasa itu dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka pahalanya akan sama dengan puasa satu tahun” (HR. Muslim)

7. Puasa Bulan Sya’ban
Dari Usamah bin Zaid ra, dia berkata: “Saya berkata: “Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam suatu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti puasamu di bulan Sya’ban.” Maka beliau bersabda: “Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin. Dan saya menyukai amal saya diangkat, sedangkan saya dalam keadaan berpuasa” (HR. Nasa’i)

8. Puasa 9 Hari Pertama Dzulhijah
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi saw menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Hafsah r.a. menceritakan; “Empat amalan yang tidak ditinggalkan Rasulullah s.a.w. iaitu; puasa ‘Asyura, puasa al-‘asyr, puasa tiga hari pada setiap bulan dan solat dua rakaat sebelum subuh” (Riwayat Imam Abu Daud dan an-Nasai)
Menurut ulama hadits, yang dimaksud puasa al-‘asyr dalam hadis di atas ialah hari pertama Zulhijjah hingga hari ke sembilannya

9. Puasa Hari Arafah (9 Dzul Hiiiah)
Dari Abu Qatadah Al-Anshary ra : Bahwasanya Rasulullah  saw  pemah ditanya dari hal puasa Arafah, beliau bersabda ; “Puasa itu menghapus dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang


PENGARUH PUASA SUNNAH
1. Puasa sunnah dapat dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Rabb-Nya, karena membiasakan diri berpuasa di luar puasa Ramadhan merupakan tanda diterimanya amal perbuatan, insya Allah. Hal ini karena Allah subhanahu wata’ala jika menerima amal seorang muslim maka dia akan memberikan petunjuk kepadanya untuk mengerjakan amal shalih setelahnya.

2. Puasa Ramadhan yang dikerjakan seorang muslim untuk Rabbnya dengan penuh keimanan dan pengharapan pahala, akan menyebabkan seorang muslim mendapatkan ampunan atas dosa-dosa sebelumnya. Orang yang yang berpuasa akan mendapatkan pahala pada hari Idul Fithri, karena hari itu merupakan hari penerimaan pahala. Maka puasa setelah berlalunya Ramadhan merupakan bentuk rasa syukur terhadap nikmat ini, bagi hubungan seorang muslim dengan Rabbnya. 

3. Puasa sunnah merupakan janji seorang muslim untuk Rabbnya bahwa ketaatan itu akan terus berlangsung dan tidak hanya pada bulan Ramadhan saja, bahwa kehidupan ini secara keseluruhannya adalah ibadah. Dengan demikian puasa itu tidak berakhir dengan berakhirnya bulan Ramadhan, tetapi puasa itu terus disyari'atkan sepanjang tahun. Maha benar Allah subhanahu wata’ala yang telah berfirman, 
Katakanlah, "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam” (QS. 6:162) 

4. Puasa sunnah menjadi sebab timbulnya kecintaan Allah subhanahu wata’ala kepada hamba-Nya serta sebab terkabulnya doa, terhapusnya kesalahan-kesalahan, berlipatgandanya kebaikan kebaikan, tingginya derajat serta sebab keberuntungan mendapatkan surga yang penuh dengan kenikmatan.

Semoga bermanfaat~